MENUJU INSAN KAMIL
MENUJU INSAN KAMIL
(Oleh: DR.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Setiap manusia, dibekali oleh Allah dengan
potensi yang seimbang dengan kelebihan dan kelemahannya. Guna mengembangkan potensinya,
manusia diberi akal dan pikiran serta kemauan, kehendak dan kemampuan
(kompetensi) untuk mengerjakan sesuatu dengan dukungan fisik dan mentalnya yang
sangat sempurna. Tentunya kita sadari bahwa seorang mukmin yang kuat dan
berilmu (Pandai), akan lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari seorang
mukmin yang lemah dan tidak berilmu (bodoh). Dalam Al-Qur’an dijelaskan
kriteria manusia mukmin yang kamil atau paripurna (insan kamil), hal ini
tersebar dalam berbagai ayat dalam Alquran. Kriteria tersebut bisa diusahakan oleh
setiap orang, apabila ia menghendakinya. SEbagaimana firman Allah dalam Alquran
surat Al-Anfal ayat 2 s.d 4:
إِنَّمَا
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ
عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ
يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang
yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal, [8]: 2-4).
Berdasarkan redaksi ayat di atas tentunya menjelaskan
bahwa ada lima kriteria bagi orang-orang mukmin menjadi sosok insan kamil
yaitu: Pertama, Senantiasa
mengingat Allah. Kedua, Bila mendengar ayat-ayat Allah imannya bertambah. Ketiga,
Bertawakal, Keempat, Menegakkan shalat dan Kelima, Menginfakkan
sebagain rezkinya.
Orang yang senantiasa mengingat Allah di mana
saja ia berada, pastilah segala perbuatan dan tindakannya akan terkontrol
dengan baik. Segala langkah dan perbuatannya akan selalu disesuaikan dengan
petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah. Mereka akan menyadari betul bahwa dengan
berbuat baik maka seseorang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Mereka yang senantiasa berzikir kepada Allah, akan terlepas dari
segala tipu daya Syaitan. Akan tetapi bila orang-orang yang beriman itu
berpegang teguh pada bimbingan wahyu-Nya pasti akan terhindar dari tipu daya
mereka. Manusia yang lengah dan berpaling dari mengingat-Nya, akan tercampakkan
kepada kehinaan dunia dan akhir :at.Sebagaimana firmana Allah SWT dalam
QS.Al-Zuhruf ayat 36
وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ
لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ
“Barangsiapa
yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan
baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya.” (QS. al-Zukhruf, [43]: 36).
Sesungguhnya ssosok Insan Kamil tidak akan
kehilangan kendali pada dirinya dan keseimbangan dalam kehidupannya. Ia akan
hidup istiqamah, tidah mudah dipengaruhi oleh kekuatan yang berada di luar
dirinya.
ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ
ٱلۡقُلُوبُ
"(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. al-Ra’du, [13]: 28).
Sosok Insan Kamil selanjutnya adalah mereka
yang apabila mendengar atau memperhatikan ayat-ayat Allah, imannya bertambah
kuat. Ayat-ayat Allah yang kita baca atau perhatikan, terdiri dari dua macam,
yaitu ayat-ayat Qur’aniyah atau Qauliyah dan ayat-ayat yang tidak tertulis yang
disebut ayat Kauniyah. Suasana hati seperti itulah yang membuat sosok Umar bin
Khatab menjadi sadar dan insaf, ketika ia mendengar beberapa ayat al-Qur’an.
Umar waktu itu, berniat akan menyiksa adik perempuannya karena telah memutuskan
diri masuk Islam, dan datanglah hidayah dari Allah SWT melalui wasilah lantunan
ayat-ayat Alquran yang dibacakan oleh adik perempuannya, Ia merasa tertarik
ketika mendengar adiknya membaca awal surat Thaha. Umar kemudian insaf dan
segera masuk Islam mengikuti jejak adik perempuannya Fathimah.
Kriteri sosok Insan Kamil yang bertawakal adalah
seorang hamba Allah SWT yang menyerahkan segala sesuatu kepada Allah s.w.t.
setelah ia berikhtiar semaksimal mungkin sesuai yang ia bisa dilakukan. Hamba
yang Insan Kamil harus bersungguh-sungguh dalam berusaha terlebih dahulu, baru
kemudian bertawakkal. Nabi menggambarkan tawakkal dengan usaha terlebih dahulu,
sehingga usahanya berhasil, seperti yang dijelaskan dalam hadisnya:
لَوْ أَنَّكُمْ
كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ
الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا : رواه الترمذي
“Sekiranya
kalian bertawakkal kepada Allah, dengan tawakkal yang sebenarnya, pasti kamu
akan diberi rizki seperti burung diberi rizki. Burung itu terbang di waktu pagi
dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.”
(HR. Tirmidzi, No: 2266).
Melalui redaksi Hadits di atas, Rasulullah
SAW menjelaskan kepada kita perumpamaan dari ikhtiar atau usaha yang dilakukan
burung yang kita lihat setiap saat. Burung-burung itu terbang ke sana-kemari
mencari makanan dan baru kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.
Selain dari kriteria di atas, insan kamil dilengkapi juga dengan kriteria
selanjutnya yaitu menegakkan shalat dan menafkahkan rizki yang diperolehnya.
Insan kamil atau manusia sempurna merupakan
tipe manusia ideal yang dikehendaki Allah Swt. Ibnu Arabi mengatakan, manusia
yang tidak menjadi insan kamil diibaratkan seperti monster bertubuh manusia.
Insan kamil merupakan manusia yang telah menanggalkan sisi kemanusiaannya yang
rendah, kemudian menapaki tangga nafsu menuju Tuhan. Untuk menjadi insan kamil,
muslim harus menerapkan perilaku iman, islam, dan ihsan, secara baik dan
seimbang. Sebab, ketiganya saling berkaitan sehingga tidak boleh ditinggalkan
salah satu. Untuk mencapai insan kamil, keimanan seorang muslim harus
diperkokoh.
Posting Komentar untuk "MENUJU INSAN KAMIL"